Sederhana Namun
Mematikan
Syahdan , inilah dua kunci kesuksesan iblis dan anak buahnya menyesatkan para manusia agar mengikuti setiap apa yang di lakukannya. Dua kunci tersebut adalah Syahwat dan ghaflah (kelalaian). Syahwat membuat maksiat akan terasa nikmat dan melakukan kesalahan menjadi suatu bentuk keindahan. Tidak ada kata penyeselan karena penyesalan datang di akhir. Sedangkakan ghaflah membuat orang manusia lengah dan mudah di perdaya. Senjata inilah yang mematikan sekaligus mengagumkan.
Tidak ada
senjata yaang kuat kecuali kedua senjata tersebut. Syahwat (nafsu) akan membuat
manusia lalai dan ghaflah akan membuat manusia membuahkan syahwat. Dua senjata
yang paling mematikan dan saling berpengaruh.
Ghaflah
bukanlah lupa. Ia adalah tindakan kurang hati-hati dan waspada terhadap semua
kemungkinan buruk. Mengabaikan kesempurnaan dan ketingian karena sibuk dengan
yang lebih rendah dan seringkslinys, tanpa di sadri pelaku. Sebabitu adalah
kehancuran yang membodohkan manusia, memiskan si kaya dan menghinakan si mulia.
Kebinasaan sebelum kematian ini serupa pohon keburukan yang di aliri air
kebodohan. Buahnya adalah su’ul khatimah.
Tapi siapa takut ?
Dan
yang paling kita pikirkan adalah kita memandang bahwa kita tidak pernah
melakukan ke lalaian. Meski sejujurnya peringkat prioritas yang kita buat di
dalam hidup berat sebelah dan tidak adil. Aroma keduniawaian begitu terasa
mengepung kita dan begitu banyak. Dan berprasangka bahwa kematian masih jauh
adanya.
Yang
paling menjaga adalah perasaan aman dari siksa Allah SWT, meski hari menjauhi
kita dengan hasil sia-sia. Kita hanya memboroskan menghamburkan potensi diri
hanya untuk mengejar keduniawian hari ini. Tanpa merasa bersalah kita hanya
segelintir mahluk yang tidak ada apanya dari pada tuhan yang maha kuasa dan
rendahan yang hanya merayapi bumi ini.
Keringat yang menetes hanya untuk memenuhi
sandang pangan papan bukan? Kita kehilangan kebaikan hari lalu dan tidak pernah
melihat atap dari pada langit bumi mengantungkan cita-cita mulai
emnyambutakhirat agar lebih dekat dengan Allah SWT.
Maka
dari pada itu marilah kita buka mata hati, pikiran, telinga dan perbuatan agar
kita bisa memahamai, mengaplikasikan dan mengilhami bukti-bukti hidayah yang
ada di antara kita. Kecuali kita telah mati oleh senjata setan yang ada di
belakang kita dan merayakan kemenangan atas pemanfaatan diri kita agar menemani
di neraka nanti.
Di sadur: An-najah
No comments:
Post a Comment